LEGENDA PANTAI KATANAA


Melihat Kearifan Lokal Orang Buton Dari Sebuah 
Cerita Dan Legenda


a.       Pendahuluan
kearifan lokal merupakan nilai, cara atau kebiasaan hidup yang dipelihara juga diwarisi secara turun temurun. Kearifan lokal biasanya berbentuk etika, mitos dan prinsip hidup. Mitos ini belum tentu benar adanya, namun legenda atau ceritanya memiliki nilai yang dapat dipetik. Mitos ini juga seringkali ditakuti sehingga masyarakat enggan berbuat yang bertentangan dengan mitos tersebut. Adapun Legenda merupakan cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang mempunyai cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi. Oleh karenanya hampir setiap daerah di nusantara banyak terdapat legenda-legenda yang terus dituturkan oleh penduduk setempat, tidak terkecuali oleh masyarakat Buton dengan legenda pantai Katanaa-nya.

b.      Sedikit historys tentang pantai Katanaa
Pantai Katanaa berada kurang lebih tiga kilometer sebelah selatan pantai nirwana tepatnya dikampungWabagere (perbatasan Kota Baubau). Pantai Katanaa berada jauh dari jalan raya dan apabila hendak menuju kesana, maka mereka harus melewati jalan yang menurun dan terjal.
Dahulu di Kampung Wabagereadalah sebuah perkampungan yang ramai sebab selain terdapat pantai juga terdapat pasar yang menjadipenghubung masyarakatkhususnya masyarakat yang berada di kampung Burukene Lama, Lawela dan Wabagere.Selain pasar, di kampung Wabagerejuga terdapat sumber air yang berada dalam gua yang meskipun berupa air payau, namun bagi penduduk setempat air tersebut juga biasa digunakan sebagai sumber air minum.Pasar yang terdapat di kampung Wabagere juga disebut sebagai pasar Katanaa sesuai dengan nama legenda pantai tersebut.  Sampai tahun 1960-an, pasar Katanaa masih digunakan oleh penduduk setempat(Burukene Lama, Lawela dan Wabagere),namun karena pembuatan jalan baru yang menghubungkan Baubau dengan Batauga tidak melewati daerah setempat (Pasar Katanaa),ditambah lagi warga Kampung  Burukene Lama yang dipindahkan ke daerah Laompo (berbatasan dengan  daerah Masiri) dan kampung Waborobo (selatan Benteng Keraton Wolio) yang notabene penduduknya sering melakukan perdagangan di pasar  tersebut, maka praktis pasar Katanaa menjadi sepi dan akhirnya ditinggalkan malahansekarang  hampir dilupakan. Namun walau begitu, sampai sekarang sumber air payaudalam gua yang berada tidak jauh daripantai Katanaa masih digunakan oleh penduduk Kampung Wabagere atau penduduk lain yang masih berkebun didaerah itu untuk keperluan sehari-hari.
Oleh karenanya, walaupun pasar Katanaa sudah menjadi pasar mati, namun legenda yang menyertainya tetap terus dituturkan bagi sebagian orangtua di Buton khususnya bagian masyarakat  Burukene, Lawela dan juga Wabagere kepada anak-anaknya disebabkan makna budi pekerti yang terkandung didalamnya.

c.       Legenda asalmula pantai Katanaa
Dikisahkan oleh orang tua terdahulu
..........suatu ketikabeberapa remaja putri sedang menikmati permadian disebuah pantai di kampung Wabagere. Mereka sangat menikmati suasana tersebut dengan riang sambil menanti datangnya senja disore hari, seolah hari-hari yang mereka lewati begitu indah dan menyenangkan, maklum mereka adalah putri-putri dari bangsawan kerajaan Buton. Diantara mereka adalah seorang putri bernama Wa Katanaa yang memiliki paras yang cantik dan ayu. Wa Katanaa menjadi primadona dikalangan mereka dan terkadang teman-temannya iri atas kecantikan wajahnya.
Waktu menjelang sore, dan pengawal-pengawal putri bangsawan tersebut mulai berdatangan  untuk menjemput mereka, namun mereka seolah tidak mau beranjak dari tempat permandiannya. Mereka terus saja asyik menikmati suasana pantai yang sejuk dengan hantaman ombak yang begitu lembut menyentuh tubuh mereka.
Lalu datanglah pemimpim dari pengawal tersebut yang juga seorang Bangsawan hendak membujuk mereka agar segera pulang. Rupanya putri-putri tersebut sejak semula memang sedang menanti kedatangan priaituyang juga memiliki wajah yang tampan dan juga santun. Maka berkatalah pemimpin pengawal tersebut kepada mereka. “ wahai.. tuan-tuan putri, hendaklah kalian beranjak dari situ sebab hari telah menjelang sore dan sebentar lagi gelap, dinginnya air akan menembus tulang kalianhinggaakhirnyakalian bisa sakit, dan apabila itu terjadi maka tuan-tuan putri tidak akan lagi menikmati hari-hari yang menyenangkan seperti saat ini..” keadaan menjadi sunyi, namun putri-putri tersebut belum juga mau beranjak dari tempat mandinya. Mereka rupanya diam-diam mengagumi pria tersebut dengan ketampanan dan  kelembutan suaranya. Mereka menggoda, mereka ingin mendengar pria itu berusaha membujuk mereka sekali lagi, namun tiba-tiba sesuatu terjadi, salah seorang dari mereka tanpa sengaja buang angin (kentut) akibat terlalu lama berendam dalam air, maka suasana yang tadinya sunyi berubah menjadi riuh. Semua tertawa tanpa terkecuali termasuk pemimpin pengawal tersebut yang sedikit agak tersinggung. Seorang pengawal yang tidak tahan atas kejadian ituspontan bertanya siapa gerangan diantara wanita-wanita cantik itu memiliki kentut yang begitu bau.
Mendengar celoteh salah satu pengawal atas kejadian memalukan tersebut, maka spontan mereka saling tunjuk dan saling membantahhingga mata semua tertuju pada sosok Wa Katanaa. Karena merasa malu terutama pada pria bangsawan yang menjadi pemimpin pangawal tersebut, maka dengan meyakinkan Wa Katanaamembantah tuduhan teman-temannya sambil bersumpah “wahai dengarkanlah sekalian, sesungguhnya bukanlah saya yang melakukan perbuatan memalukan tersebut, dan jika itu terjadi, maka saya lebih baik menjadi batu di pantai ini daripada ikut serta bersama kalian”. Mendengar ucapan Wa Katanaa, maka pria bangsawan tersebut kemudian berkata “Baiklah, lupakanlah, anggaplah kejadian tadi tidak pernah terjadi, maka segeralah kalian berkemas sebab hari sudah hampir gelap, ”. Maka putri-putri bangsawan tersebut satu persatu kemudian beranjak dari permandiannya dan menuju kedarat dengan wajah yang berseri-seri. Namun diantara mereka cuma Wa Katanaa yang belum juga beranjak dari tepi pantai. Melihat ia masih disitu,maka Pria Bangsawan itu kemudian kembali membujuk Wa Katanaa untuk segera meninggalkan tempat permadiannya, namun rupanya itu membuat teman-teman yang lainnya menjadi cemburu, lalu mereka memaksa bangsawan tersebut bersama beberapa pengawalnya untuk menemani mereka pulang dan meninggalkan Wa Katanaa bersama sebagian pengawalnya yang lain.
WaKatanaa belum juga bisa beranjak dari bibir pantai, Kakinya seolah-olah menjadi keram dan merasa kesulitan untuk beranjak dari tempatnya disebabkan pasir pantai yang menutupi sampai mata kakinya. Lalu para pengawal yang bersama Wa Katanaa mencoba untuk membantu mengangkat sang putri bangsawan tersebut dari tepi pantai, namun ternyata sia-sia. Semakin berusaha ditarik, maka makin kuatlah dan semakin tinggi pasir itu menutup kakinya. Meskipun sudah berusaha dengan sekuat tenaga dan menggunakan gagang tombak untuk mencukil pasir yang menutupi kaki waKatanaa,namun tetap saja tidak berhasil. Melihat hari sudah semakin gelap serta kejadian mengerikan yang dialami Wa Katanaa, maka para pengawal itu lari meninggalkan sang putriuntuk mencari pertolongan dan hendak menyampaikan peristiwa yang baru saja di alami oleh Wa Katanaa kepada penduduk setempat.
Dalam kesendiriannya wa Katanaa mencoba berteriak meminta pertolongan namun suara itu semakin lama semakin kecil,  lalu dia mengingat apa yang sebelumnya dia ucapkan, dia rela berbohong untuk menghindari malu dari orang yang dicintainya, dia sadar atas kebohongan dan sumpah serapahnya, dia menyesali perbuatannya, dia menangisi perbuatannya, namun suara itu tidak bisa lagi keluar dari mulutnya, terlambat sudah, sebagian badannya telah berubah hingga akhirnya seluruh tubuhnya menjadi batu.
Keesokan paginya, masyarakat berdatangan untuk melihat bagaimana nasib Wa Katanaa, mereka tidak menemukan sesuatu kecuali sebongkah batu seukuran manusia yang berada ditepi pantai. Dan sejak saat itu, pantai tersebut dinamakan pantai Katanaa.....

d.      Apa yang dapat diambil dari legenda pantai Katanaa
Salah satu kearifan lokal orang buton adalah kebiasaan orang tua mereka memberikan nasehat-nasehat tetang budi pekerti terhadap anak-anaknya. Nasehat-nasehat tersebut dapat berupa pepatah, syair-syair Buton (kabanthi) dan juga dalam bentuk cerita baik sejarah maupun legenda.
Legenda pantai katanaa merupakan sebuah cerita rakyat yang mengisahkan putri  bangsawan yang berubah menjadi batu atas sumpahnya sendiri. Dari legenda tersebut kira-kira dapat di ambil nilai sebagai berikut:
-          Kejujuran merupakan suatu keharusan meskipun itu pahit untuk dikatakan
-          Selalu menjaga ucapannya
-          Segala keburukan pasti ada balasannya tidak memandang status ningrat atau bukan
-          Penyesalan akhir yang tiada berguna
 Disinilah letak kearifan lokal orang Buton yang ditanamkan kepada anak cucunya untuk selalu menjaga kejujuran. Terutama bagi warga Kampung Burukene, Lawela dan Wabagere yang melakukan aktifitas di pasar Katanaa Kampung wabagere sangat memahami legenda Pantai Katanaa. Legenda tersebut membuat mereka takut untuk melakukan kebohongan dalam transaksi perdagangan dan selalu menjaga kejujuran. Rupanya orang tua Buton terdahulu tahu jika pasar merupakan tempat yang terkadang penuh dengan kecurangan dan manipulatif. Mereka sadar, hingga menciptakan sebuah legenda yang mencerminkan keburukan dari ketidakjujuran untuk menjadi sebuah pegangan, tidak hanya pada saat berinteraksi pada sesama masyarakat tapi juga menjadi nilai-nilai yang harus diperjuangkan.


Makassar, 25 Juli 2011
Rusman Bahar LM


Sumber...
-          Wikipedia
-          Orang tua yang saat kecil selalu menjual di pasar Katanaa, beliau selalu menceritakan kisah ini kepada saya.

NEGERI BUTUNI;BUTON;BUTUNG; BOETON;BOETOENG;BOUTON;BOUTHON;BOUTHONEZE; BUTONESE SULTANATE KEAGUNGAN MAHAKARYA BUDAYA

Powered By Blogger