Dari
Sisa-Sisa Kejayaan
A. Kata
Pengantar
Buton merupakan salah satu
Kerajaan/Kesultanan yang
pernah mewarnai kejayaan kerajaan-kerajaan di Nusantara.
Kerajaan/Kesultanan
buton mempunyai cerita yang sangat panjang namun sisa-sisa kejayaannya
masih
tersimpan dan tercatat manis dalam peninggalan-peninggalan kesultanan
Buton dan
Kitab-kitab sejarah masa lampau. Sejarah Buton pada dasarnya terbagi
dari empat
masa penting yaitu masa Kedatangan manusia-manusia pemukim wilayah Buton
(Mia Patamia),
Masa Kerajaan Wolio/Butuni, Masa Kesultanan Butuni (Buton) dan
masa setelah Buton dimasukan dalam
Wilayah NKRI. Namun dalam hal ini penulis hanya menyajikan peristiwa
sejarah
yang terjadi pada masa kerajaan dan Kesultan Buton.
B. Peristiwa
Penting Sejarah Buton
a.
Masa
Kerajaan Wolio (Buton)
1.
1332 M
Awal terbentuknya kerajaan Buton (Butuni)
ditandai
dengan bergabungnya empat kerajaan kecil dengan pengankatan raja pertama
putri Wa Ka kaa
2.
awal abad XV (140?
M)
-
Pengangkatan raja
ke-2 Buton (Putri
Bulawambona).
-
Diperkenalkan dan
berlakunya mata uang
asli kerajaan Buton yang terbuat dari tenunan dengan nama Kampua/Bida
3.
Akhir abad XV
(1490! M)
-
Penyerangan Armada
kapal labolontio (keSultanan
ternate?) terhadap kerajaan Buton pada masa pemerintahan Raja ke-5
Rajamulae
-
Kemenangan pasukan
Lakilaponto dalam peperangan
melawan armada perang pimpinan La Bolontio
4.
1491 M
Pengangkatan Lakilaponto menjadi raja
Buton ke-6
5.
1526 M
-
Kedatangan Syaik
Abdul Wahid al juhuri
mengislamkan raja Buton
b.
Masa
Kesultanan Butuni (Buton)
1.
1541 M
-
Kedatangan Syaik
Abdul Wahid yang Ke-2
bersama Gurunya Imam Fathani mengislamkam Kerajaan Buton
-
Kerajaan Buton
Berubah status menjadi
KeSultanan Buton
-
Lakilaponto Menjadi
Sulthan Pertama
dengan Gelar Sultan Kaimuddin Khalifatul Khamis
2.
1566-1570 M
-
sultan ke- 3 La
Sangaji memerintahkan kepada masyarakat membangun
benteng pertahanan (Benteng Keraton Wolio) untuk melindungi pusat
kesultanan
Buton
-
Sulatan
Baabulah dari ternate, melakukan infasi kekerajaan buton dan berhasil
menaklukan kerajaan Muna (pansiano) pada 1580 M.
3.
1613 M
-
tercetus perjanjian
“Persekutuan Abadi” Kesultanan Buton di Bawah
Pemerintahaan Sultan
La Elangi dengan VOC dibawah pimpinan Pieter Both, yang menandakan
pengakuan
kedaulatan kesultanan Buton oleh bangsa eropa pada 17 desember 1613
-
Undang-Undang Dasar
Martabat Tujuh
kesultanan Buton diperkenalkan ke Bangsa Eropa
4. 1624 M
-
Invasi
kerajaan Gowa ke Wilayah Buton
5.
1632-1645 M
Pembuatan Benteng Keraton
Buton (Wolio) dirampungkan, dibawah perintah Sultan Ke-6 La Buke.
6.
1634 M
VOC menganggap bahwa Buton telah menjadi
daerah
taklukan Kerajaan Gowa-Makassar.
7.
1635/1636 M
-
Dibawah Sapati,
semacam “Perdana Menteri” kesultanan Buton, melakukan protes terhadap
VOC
akibat membiarkan Invasi Gowa ke Wilayah Buton dengan melakukan aksi pembantaian
awak sebuah fluyt VOC, Velzen, yang terkandas
di Pulau Wowoni,
-
Aksi pembunuhan,
penawanan dan
penyiksaan terhadap kakitangan sebuah kapal dagang peribadi Belanda yang
singgah di Bau-Bau.
8.
1637 M
Penyerangan pertama Belanda Ke Kesultanan
Buton akibat
aksi penyerangan kapal VOC Velzen
9.
1638
M
Penyerangan kedua VOC terhadap Kesultanan
Buton dengan
jumlah armada dan persenjataan yang lebih besar, namun VOC tidak
berhasil
Merebut Keraton Wolio, dimana merupakan Pusat pemerintahan Buton.
Serangan
armada VOC terjadi pada masa pemerintahan Sultan Buton ke-6 Sultan La
Buke
(1632-1645).
10.
1650 M
-
4 dari 5 kapal VOC
karam dikepulauan
Sagori (Wilayah Barat Kesultanan Buton) pada tgl 6 maret 1650
-
Kesultanan Buton
memberikan bantuan
terhadap 600 armada VOC yang mengalami kemalangan di P. Sagori dan
membantu memulangkan
VOC kembali ke Batavia pada Mei 1650
-
Hubungan KeSultanan
Buton dan VOC
kembali Mesra
11.
1660 M
-
Pemberian suaka
Politik Terhadap Arung
Palakka (bangsawan Bone) dan beberapa ratus pengikutnya terhadap kejaran
pasukan kerajaan Gowa dibawah pimpinan Sultan Hasanuddin
12.
1663 M
Kesultanan Buton memberikan bantuan
kepada Arung palakka
bersama pengikutnya menunju Batavia
13.
1666 M
-
Dipimpin Karaeng
Bonto Marannu, Armada
Kerajaan Gowa didukung kesultanan Bima dan Luwu dengan 700 Armada kapal
dan
20.000 prajurit menyerang Kesultanan Buton
-
Kedatangan Armada
VOC dan Bone Ke Buton
-
Terjadi peperangan
dahsyat antara
kerajaan Buton yang dibantu dengan pasukan kerajaan Bone dan VOC di
teluk
Bau-bau/Buton yang menyebabkan kekalahan kerajaan Gowa
-
Penawanan 10.000
pasukan Gowa ke pulau
liwuto (pulau makasar) yang berada di teluk Bau-bau
14.
1667-1669 M
-
Penaklukan Kerajaan
Gowa oleh kesultanan
Buton bersama VOC, kesultanan Ternate, Bacan dan kerajaan Bone
-
Tercetusnya
perjanjian Bongaya di
Makassar November 1667
-
Mantan Sultan Buton
ke-9 La Awu,
membebaskan 5000 pasukan Gowa setelah pembayaran Kompensasi dari
kerajaan Gowa
15.
1712-1750 M
Sultan ke-19 La Ngkariri membangun Mesjid
Agung
Keraton Buton yang merupakan mesjid terbesar di Kesultanan Buton
16.
1752 M
-
Protes kerajaan
buton terhadap kompeni
yang berlakukan perjanjian Bongaya 1667 (pasal monopoli perdagangan) di
Kesultanan Buton dengan aksi penyerangan kapal Rustenwerk milik
kompeni Belanda di bawah pimpinan Kapten Mazius
Tetting. 28 Juni 1752 oleh suruhan Sultan ke-20 La Karambau
-
Ultimatum kompeni
untuk menyerahkan 1000
orang budak atas aksi penyerangan Kapal dagang Kompeni, namun tidak
diindahkan
-
Penyerangan pertama
kompeni Belanda
kepada kesultanan buton di bawah pimpinan Johan
Benelius
-
Sultan La Karambau
turun tahta dan memimpin
pasukan kesultanan Buton melakukan Perlawanan hebat terhadap kompeni
17.
1755 M
-
Kompeni menambah
armada perang kembali
menyerang Buton pada Februari 1755 di bawah pimpinan Kapten Johan
Casper Rijsweber
menggempur Keraton Buton
-
Pasukan La Karambau
meninggalkan Keraton
Buton, dan melakukan perlawanan secara gerilya yang dipusatkan di
Benteng
Siontapina
18.
1760 M
-
Pasukan La Karambau
berhasil memukul
mundur pasukan Kompeni
-
Pengangkatan
kembali La Karambau Menjadi
Sultan Buton ke-23
19.
1763 M
-
Sultan La Karambau
di turunkan karena
terlalu kritis terhadap Kompeni
-
Pengangkatan Sultan
ke-24 La Jampi menggantikan
Sultan La Karambau
-
Perlawanan kembali
pasukan La Karambau
terhadap Kompeni yang dipusatkan di benteng Siontapina, sampai wafat
ditahun
1776
20.
1766 M
-
Sultan La Jampi
mengadakan persetujuan
sepihak dengan Kompeni pada tanggal 12 Maret 1766 yang hasilnya
merugikan
Kesultanan Buton.
-
Belanda memasukkan
Kerajaan Buton ke
dalam Pax Neerlandica.
21.
1788 – 1791 M
-
Sultan ke-25 La
Masalamu dengan tegas
meminta pihak Kompeni untuk meninjau kembali Perjanjian 1766 yang isinya
merugikan pihak Buton pada 1 November 1790
-
Keberhasilan Sultan
La Masalamu dalam diplomasinya
kepada kompeni sehingga Kompeni membatalkan perjanjian 1766
-
Sultan La Masalamu
turun tahta tahun
1791 digantikan Sultan ke-26 La Kopuru
22.
1791 M
Pasukan kesultanan Buton berhasil
menumpas pemberontakan
daerah Kulisusu di bawah pimpinan Sapati dan Kapitalao Buton pada 21
september 1791
23. 1792 M
Terjadi kebakaran
hebat yang menghanguskan kompleks istana Wolio
dan pejabat kerajaan di sekitarnya serta gudang senjata pada bulan
Oktober 1792
24.
1796 M
-
3000 Pasukan Buton
berperang melawan
negeri Wawonii
-
Kerajaan Papua
dan Seram menyerang Kesultanan Buton Dengan
membawa 2000 prajurit dan 300 Armada kapal
didukung persenjataan dari Inggris, pada bulan Oktober 1796,
seperdua
dari Armada tersebut telah tiba dan menggempur wilayah Buton bagian
barat
(Mawasangka) dan Wawolowu, utara (Kulisusu) , timur (Kaledupa).
25.
1798 M
Kesultanan Buton lepas dari peperangan
baik dari
dalam maupun serangan dari luar
26.
1804 M
Sultan Buton ke-27 La Badaru menutup
perjanjian dengan Kompeni di Makassar pada 12
Januari 1804
27.
1816-1824
Aksi makar di Barata Muna oleh Arung
Bakung atas
provokasi seorang ulama bernama Syarif Saleh dan pengikutnya yang
berasal dari Makassar
dan Mindanao. Pemberontak ini baru menyerah pada tahun 1824 dibawah
pimpinan
Sultan Muhammad Idrus (Kaimuddin I; 1824-1851) dua tahun setelah Sultan
La
Badaru Turun tahta
28.
1824 M
-
Kesultanan Buton
mengalami kemajuan dan
banyak memberikan bantuan kepada Belanda antara lain mengadakan
persetujuan
sepihak dengan Belanda
-
Kesultana Buton
mendamaikan Kerajaan
Bone dengan Belanda melalui perjanjian Bongaya (1824)
29.
1825-1830 M
-
Pasukan Kesultanan
Buton ikut serta bersama
Belanda memenangkan perang perlawanan Diponegoro
-
Sultan Kaimuddin I
mendapat penghargaan
dan Tanda jasa dari Raja Belanda William I
30.
1906
-
Perjanjian Korte
Verklaring antara
kesultanan Buton dan kerajaan Belanda pada 18 april 1906, dimana dalam
perjanjian tersebut kesultanan Buton mengakui kekuasaan belanda dan
Belanda
tidak menguasai Buton. intinya saling menhormati dan menghargai
31.
1911
Buton menjadi ibukota Afdeeling Sulawesi
Timur
32.
1915
-
Afdeling Buton dan
Laiwui (Kendari)
digabungkan dengan Bungku dan Mori yang Beribukotakan di Bau-bau Buton.
-
Buton menjadi Kota
pusat urbanisasi dan
perdagangan terbesar di Nusantara bagian timur.
33.
1929
-
Sultan Buton Ke-37
Muhammad Hamidi membangun Istana Kesultanan yang disebut dengan nama
Malige,
merupakan bangunan empat lantai, dan sangat tersohor karena
arsitekturnya yang
penuh dengan simbol-simbol islami.
34. 1950
-
Awal
Februari, Ir. Sukarno, mengundang Kesultanan Buton untuk mengadakan
pertemuan
raja-raja sesulawesi di Makassar
-
Ir.
Sukarno menawarkan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
kepada
Sultan ke-38 Buton La Ode Muhammad Fahili.
35.
1951
-
Pemerintahan
Swapraja
Kesultanan Buton dibubarkan
36.
1952
-
Kesultanan
Buton
bergabung ke NKRI dalam Provinsi Sulawesi Selatan-Tenggara sebagai
kabupaten Sulawesi Tenggara yang berpusat di Baubau
37.
1960
-
Sultan
Buton Terakhir Wafat, yang
menandakan berakhinya pula Kesultanan
Buton.
C. Penutup
Demikianlah beberapa ringkasan Sejarah
Buton sejak
masa kerajaan sampai berakhirnya Kesultanan Buton. adapun peristiwa
sejarah
diatas penulis merasa masih terlalu banyak kekurangannya, mengingat
panjangnya
sejarah Buton yang Berjaya selama lebih dari 6 abad. Semoga tulisan yang
ringkas ini dapat memberi manfaat bagi para sahabat pembaca, dan penulis
memohon maaf jika terdapat kekurangan dan kesalahan dari tulisan diatas.
Salam
Oleh
: Rusman Bahar LM
Komentar baru tidak diizinkan.